.jpg)
ULAMA YANG TAK DIKENAL
Para ulama yang mengetahui ilmu yang tidak diketahui manusia pada zamannya. Dan hal ini dipertegas dengan pernyataan mereka, bahkan (manusia tidak mengetahui) meski hanya sekedar namanya. Diantara pernyataan mereka adalah :
1. Ibnul Khosysyab An Nahwi Al Hanbali (wafat 567 H)
Saya menguasai 8 macam ilmu. Tidak pernah seorang pun menanyakan ilmu tersebut dan tidak ada yang menguasainya kecuali diriku. [Adz Dzail 'ala Thobaqot Al Hanabilah (1/317)].
2. Abul Baqo` As Subki (wafat 777 H)
Saya menguasai 20 ilmu. Tidak pernah seorangpun di Kairo ini yang menanyakannya. [Durroh al Hijal (2/132)]
3. Muhammad bin Abu Bakar bin Jama'ah (wafat 819 H)
Saya menguasai 15 macam ilmu yang namanya tidak diketahui oleh para ulama pada zamanku. [Al Badr Ath Tholi (2/148)]
4. Menurut sebagian riwayat, Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Alim Al Maliki (wafat 842 H)
Saya menguasai 20 ilmu. Tidak pernah seorangpun bertanya kepadaku mengenainya. [Al Badr Ath Tholi (2/113)]
5. Ahmad bin Nafi` Al Fasi (wafat 1260 H)
Saya menguasai 24 macam ilmu. Tidak pernah seorangpun bertanya kepadaku mengenainya. [Fihris al Faharis (1/124)]
6. Abu Thoyyib Abdul Mun'im Al Kindi (wafat 435 H)
Beberapa orang menceritakan pertemuan mereka dengannya. Menurut mereka, Abu Thoyyib menguasai 12 macam ilmu dan mempunyai tulisan tentang Matematika, teknik dan ilmu-ilmu kuno. [Tartib Al Madarik (8/67) juga Ma'alim Al Iman (3/184)]
Saya menguasai 15 macam ilmu yang namanya tidak diketahui oleh para ulama pada zamanku. [Al Badr Ath Tholi (2/148)]
4. Menurut sebagian riwayat, Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Alim Al Maliki (wafat 842 H)
Saya menguasai 20 ilmu. Tidak pernah seorangpun bertanya kepadaku mengenainya. [Al Badr Ath Tholi (2/113)]
5. Ahmad bin Nafi` Al Fasi (wafat 1260 H)
Saya menguasai 24 macam ilmu. Tidak pernah seorangpun bertanya kepadaku mengenainya. [Fihris al Faharis (1/124)]
6. Abu Thoyyib Abdul Mun'im Al Kindi (wafat 435 H)
Beberapa orang menceritakan pertemuan mereka dengannya. Menurut mereka, Abu Thoyyib menguasai 12 macam ilmu dan mempunyai tulisan tentang Matematika, teknik dan ilmu-ilmu kuno. [Tartib Al Madarik (8/67) juga Ma'alim Al Iman (3/184)]
- Disarikan dari buku Gila Baca ala Ulama, Ali bin Muhammad Al 'Imron, hal 33-34
- 18 Muharrom 1444 H - 16 Agustus 2022 M
Sebagai pelengkap, silakan baca :
1. https://kisahmuslim.com/5171-menjadi-tak-terkenal.html
Salah seorang ulama besar generasi tabiut tabi’in, Abdullah bin al-Mubarak, mengatakan tidak dikenal dan tidak disanjung adalah kehidupan. Menjadi biasa di mata manusia adalah harapan. Salah seorang murid beliau, Hasan bin Rabi’, bercerita, “Suatu hari, aku bersama Ibnul Mubarak menuju tempat minum umum. Orang-orang (mengantri) minum dari tempat tersebut. Lalu Ibnul Mubarak mendekat ke tempat peminuman umum itu, tidak ada orang yang mengenalinya. Mereka memepet-mepet bahkan mendorong-dorongnya.
Ketika keluar dari desak-desakan tersebut, Ibnul Mubarak berkata, ‘Yang seperti inilah baru namanya hidup. Ketika orang tidak mengenalmu dan tidak mengagung-agungkanmu’.” (Shifatu Shafwah, 4/135).
Salah seorang ulama besar generasi tabiut tabi’in, Abdullah bin al-Mubarak, mengatakan tidak dikenal dan tidak disanjung adalah kehidupan. Menjadi biasa di mata manusia adalah harapan. Salah seorang murid beliau, Hasan bin Rabi’, bercerita, “Suatu hari, aku bersama Ibnul Mubarak menuju tempat minum umum. Orang-orang (mengantri) minum dari tempat tersebut. Lalu Ibnul Mubarak mendekat ke tempat peminuman umum itu, tidak ada orang yang mengenalinya. Mereka memepet-mepet bahkan mendorong-dorongnya.
Ketika keluar dari desak-desakan tersebut, Ibnul Mubarak berkata, ‘Yang seperti inilah baru namanya hidup. Ketika orang tidak mengenalmu dan tidak mengagung-agungkanmu’.” (Shifatu Shafwah, 4/135).
Imam Ahmad mengatakan, “Beruntung sekali orang yang Allah buat ia tidak tenar.” Beliau juga pernah mengatakan, “Aku lebih senang jika aku berada pada tempat yang tidak ada siapa-siapa.” (Lihat Ta’thirul Anfas, hal. 278)
0 Komentar